Sabtu, 20 April 2013

Mengapa Harus Kartini?



 

Mengapa Harus Kartini?

Mengapa setiap 21 April, bangsa Indonesia memperingati Hari Kartini? Apakah tidak ada wanita Indonesia lain yang lebih layak ditokohkan dan diteladani dibandingkan Kartini?

Pada dekade 1980-an, guru besar Universitas Indonesia, Prof. Dr. Harsya W. Bachtiar pernah menggugat masalah ini. Ia mengkritik pengkultusan R.A. Kartini sebagai pahlawan nasional Indonesia. Tahun 1988, masalah ini kembali menghangat, menjelang peringatan hari Kartini 21 April 1988. Ketika itu akan diterbitkan buku Surat-Surat Kartini oleh F.G.P. Jacquet melalui penerbitan Koninklijk Institut voor Tall-Landen Volkenkunde (KITLV).

Tulisan ini bukan untuk menggugat pribadi Kartini. Banyak nilai positif yang bisa kita ambil dari kehidupan seorang Kartini. Tapi, kita bicara tentang Indonesia, sebuah negara yang majemuk. Maka, sangatlah penting untuk mengajak kita berpikir tentang sejarah Indonesia. Sejarah sangatlah penting. Jangan sekali-kali melupakan sejarah, kata Bung Karno. Al-Quran banyak mengungkapkan betapa pentingnya sejarah, demi menatap dan menata masa depan.

Banyak pertanyaan yang bisa diajukan untuk sejarah Indonesia. Mengapa harus Boedi Oetomo, Mengapa bukan Sarekat Islam? Bukankah Sarekat Islam adalah organisasi nasional pertama? Mengapa harus Ki Hajar Dewantoro, Mengapa bukan KH Ahmad Dahlan, untuk menyebut tokoh pendidikan? Mengapa harus dilestarikan ungkapan ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani sebagai jargon pendidikan nasional Indonesia? Bukankah katanya, kita berbahasa satu: Bahasa Indonesia? Tanyalah kepada semua guru dari Sabang sampai Merauke. Berapa orang yang paham makna slogan pendidikan nasional itu? Mengapa tidak diganti, misalnya, dengan ungkapan Iman, Ilmu, dan amal, sehingga semua orang Indonesia paham maknanya.

Kini, kita juga bisa bertanya, Mengapa harus Kartini? Ada baiknya, kita lihat sekilas asal-muasalnya. Kepopuleran Kartini tidak terlepas dari buku yang memuat surat-surat Kartini kepada sahabat-sahabat Eropanya, Door Duisternis tot Licht, yang oleh Armijn Pane diterjemahkan menjadi Habis Gelap Terbitlah Terang. Buku ini diterbitkan semasa era Politik Etis oleh Menteri Pengajaran, Ibadah, dan Kerajinan Hindia Belanda Mr. J.H. Abendanon tahun 1911. Buku ini dianggap sebagai grand idea yang layak menempatkan Kartini sebagai orang yang sangat berpikiran maju pada zamannya. Kata mereka, saat itu, tidak ada wanita yang berpikiran sekritis dan semaju itu.

Beberapa sejarawan sudah mengajukan bukti bahwa klaim semacam itu tidak tepat. Ada banyak wanita yang hidup sezamannya juga berpikiran sangat maju. Sebut saja Dewi Sartika di Bandung dan Rohana Kudus di Padang (terakhir pindah ke Medan). Dua wanita ini pikiran-pikirannya memang tidak sengaja dipublikasikan. Tapi yang mereka lakukan lebih dari yang dilakukan Kartini. Dewi Sartika (1884-1947) bukan hanya berwacana tentang pendidikan kaum wanita.

Ia bahkan berhasil mendirikan sekolah yang belakangan dinamakan Sakola Kautamaan Istri (1910) yang berdiri di berbagai tempat di Bandung dan luar Bandung. Rohana Kudus (1884-1972) melakukan hal yang sama di kampung halamannya. Selain mendirikan Sekolah Kerajinan Amai Setia (1911) dan Rohana School (1916), Rohana Kudus bahkan menjadi jurnalis sejak di Koto Gadang sampai saat ia mengungsi ke Medan. Ia tercatat sebagai jurnalis wanita pertama di negeri ini.

Kalau Kartini hanya menyampaikan Sartika dan Rohana dalam surat, mereka sudah lebih jauh melangkah: mewujudkan ide-ide dalam tindakan nyata. Jika Kartini dikenalkan oleh Abendanon yang ber inisiatif menerbitkan surat-suratnya, Rohana menyebarkan idenya secara langsung melalui koran-koran yang ia terbitkan sendiri sejak dari Sunting Melayu (Koto Gadang, 1912), Wanita Bergerak (Padang), Radio (padang), hingga Cahaya Sumatera (Medan).

Kalau saja ada yang sempat menerbitkan pikiranpikiran Rohana dalam berbagai surat kabar itu, apa yang dipikirkan Rohana jauh lebih hebat dari yang dipikirkan Kartini. Bahkan kalau melirik kisah-kisah Cut Nyak Dien, Tengku Fakinah, Cut Mutia, Pecut Baren, Pocut Meurah Intan, dan Cutpo Fa -timah dari Aceh, klaim-klaim ke terbe lakang an kaum wanita di negeri pada masa Kartini hidup ini harus segera digugurkan. Mereka adalah wanita-wanita hebat yang turut berjuang mempertahankan kemerdekaan Aceh dari serangan Belanda. Tengku Fakinah, selain ikut berperang juga adalah seorang ulama-wanita.

Di Aceh kisah wanita ikut berperang atau menjadi pemimpin pasukan perang bukan sesuatu yang aneh. Bahkan jauh-jauh hari sebelum era Cut Nyak Dien dan sebelum Belanda datang ke Indonesia, Kerajaan Aceh sudah memiliki Panglima Angkatan Laut wanita pertama, yakni Malahayati. Aceh juga pernah dipimpin oleh Sultanah (sultan wanita) selama empat periode (1641-1699). Posisi sulthanah dan panglima jelas bukan posisi rendahan.

Jadi, ada baiknya bangsa Indonesia bisa berpikir lebih jernih: Mengapa Kartini? Mengapa bukan Rohana Kudus? Mengapa bukan Cut Nyak Dien? Mengapa Abendanon memilih Kartini? Dan mengapa kemudian bangsa Indonesia juga mengikuti kebijakan itu? Cut Nyak Dien tidak pernah mau tunduk kepada Belanda. Ia tidak pernah menyerah dan berhenti menentang penjajahan Belanda atas negeri ini.

Meskipun aktif berkiprah di tengah masyarakat, Rohana Kudus juga memiliki visi keislaman yang tegas. Perputaran zaman tidak akan pernah membuat wanita menyamai laki-laki. Wanita tetaplah wanita dengan segala kemampuan dan kewajibannya. Yang harus berubah adalah wanita harus menda -pat pendidikan dan perlakukan yang lebih baik. Wanita harus sehat jasmani dan rohani, berakhlak dan berbudi pekerti luhur, taat beribadah yang kesemuanya hanya akan terpenuhi dengan mempunyai ilmu pengetahuan, begitu kata Rohana Kudus.

Bayangkan, jika sejak dulu anak-anak kita bernyanyi: Ibu kita Cut Nyak Dien. Putri sejati. Putri Indonesia..., mungkin tidak pernah muncul masalah Gerakan Aceh Merdeka. Tapi, kita bukan meratapi sejarah, Ini takdir. Hanya, kita diwajibkan berjuang untuk menyongsong tak dir yang lebih baik di masa depan. Dan itu bisa dimulai dengan bertanya, secara serius: Mengapa Harus Kartini?

Ditulis oleh Tiar Anwar Bachtiar (INSISTS)

Kamis, 04 April 2013

PONDASI PENDIDIKAN

Pendidikan tidak menjadi alat politik, pelanggengan kapitalisme, alat kekuasaan atau bahkan menjadi alat untuk memasung kemerdekaan dan kebijaksanaan manusia. Pendidikan harus diarahkan pada pembangkitan potensi dan daya kreativitas manusia dalam istilah lain pendidikan harus mampu mengembalikan fitroh manusia.
Pendidikan sebagai fenomena yang melekat dalam kehidupan manusia, di dalamnya senantiasa ada upaya yang bertujuan untuk memanusiakan manusia itu sendiri, sistem pendidikan bertujuan ”to improve as a man”. Pendidikan pada hakekatnya adalah ”process leading to the enlightement of mankind” . Pendidikan merupakan suatu upaya mengembangkan atau mengaktualisasikan seluruh potensi kemanusiaan ke taraf yang lebih baik dan lebih sempurna. 

Pendidikan tidak hanya dipandang kegiatan investasi untuk masa depan, namun harus berbicara sampai sejauh mana mampu memberikan kontribusi positif bagi penyelesaian permasalahan kekiniaan. Masa lampau menjadi pondasi dasar untuk pijakan bagi pengembangan selanjutnya. Sehingga dengan istilah lain dasar pengembangan pendidikan berpijak pada akar historis, akar filosofis, akar sosiologis dan akar psikologis. Dasar pengembangan atau lebih dikenal dengan fondasi-fondasi pendidikan yang merupakan fakta-fakta dan prinsip-prinsip dasar yang melandasi pencarian kebijakan-kebijakan dan praktik pendidikan yang berharga dan efektif. Prinsip-prinsip ini adalah dasar dibangunnya rumah pendidikan. Jika dasar itu adalah substansial, sandaran dari struktur itu kemungkinan akan kuat, dan sebaliknya.
Fondasi pengembangan pendidikan dari pijakan akar historis pendidikan mengandung beberapa substansi, yaitu : 1. Membimbing untuk menilai ide-ide yang masih survive dari masa lampau dan mendorong kita untuk menolak ide-ide yang sudah tidak sesuai, 2. Membantu kita untuk menjadi ”intelligent thinking educational workers”, 3. Membantu untuk memilih tujuan, isi pendidikan, dan proses pendidikan modern, 4. Memberikan bahan-bahan untuk pemikiran pendidikan secara kreatif, 5. Menstimulasi kita untuk melengkapi karya para tokoh besar dan melaksanakan ide–ide mereka sesuai dengan kondisi sekarang, 6. Mengembangkan sikap yang berharga seperti kerendahan hati dan kesabaran, 7. Memberikan pengetahuan yang berharga tentang perkembangan peradaban, 8. Sebagai pendekatan yang baik untuk studi tentang prinsip-prinsip pembaharuan social, industri dan politik.
Akar filosofis mendidikan memberikan makna bahwa hakekat pendidikan adalah proses pengembangan seluruh potensi kemanusiaan baik fisik-jasmaniahnya maupun psikhis-roklhaniahnya kearah yang lebih sempurna, lebih baik dan lebih bijaksana. Pendidikan itu upaya untuk memerdekakan manusia dalam arti bahwa manusia menjadi manusia yang mandiri, agar tidak tergantung kepada orang lain. Kemerdekaan terdiri dari mandiri, berdiri sendiri, tidak tergantung pada orang lain dan megatur dirinya sendiri. Pendidikan berarti pula sebagai daya upaya untuk memajukan pengembangan budi pekerti (kekuatan batin), fikiran (“intellect”) dan jasmani. Maksudnya ialah supaya kita dapat memajukan kesempurnaan hidup, yakni kehidupan dan penghidupan peserta didik, selaras dengan alamnya dan masyarakat.
Sedangkan pada akar sosiologis memberikan beberapa makna bagi pengembangan pendidikan, yakni : 1. Apresiasi terhadap adanya kenyataan pluralitas budaya dalam masyarakat, 2. Pengakuan terhadap harkat manusia dan hak asasi manusia, 3. Pengembangan tanggungjawab masyarakat dunia, 4. Pengembangan tanggungjawab manusia terhadap planet bumi. Peran pendidikan dipahami bukan saja dalam konteks mikro (kepentingan anak didik melalui proses interaksi pendidikan) melainkan juga dalam konteks makro, yaitu kepentingan masyarakat bangsa, negara dan kemanusiaan. Hubungan antara pendidikan dan masyarakat berarti mencakup hubungan pendidikan dengan perubahan sosial, tatanan ekonomi, politik dan negara. Maka dituntut mampu memperhitungkan dan melakukan antisipasi perkembangan sosial, ekonomi, politik secara simultan. Peserta didik dipandang sebagai orang yang merupakan bagian dari masyarakat, sehingga proses pendidikan harus memiliki orientasi terhadap masyarakat. Pendidikan adalah sebuah proses sosial bagi orang yang belum maupun sudah dewasa untuk menjadi bagian aktif dan partisipatif dalam masyarakat.
Fondasi pendidikan yang lain adalah fondasi psikologis, yang mengandung beberapa dimensi. Perkembangan manusia dialami sepanjang rentang kehidupan manusia, dimulai sejak terjadinya konsepsi sampai saat bayi dilahirkan (masa prenatal), masa bayi, masa kanak-kanak awal, masa kanak-kanak akhir, masa remaja, masa dewasa dini, masa dewasa madya, dan masa usia lanjut. Tiap-tiap tahap perkembangan memiliki karakteristik perilaku yang berbeda satu sama lain, dan masing-masing karakteristik perkembangan masih dibedakan berdasar tinjauan dari aspek fisik, kognitif, dan sosial emosional. Para pendidik perlu memahami karakteristik perkembangan diri peserta didiknya, agar pendidikan yang diberikan dapat disesuaikan dengan tahap-tahap perkembangannya.
Pengejawantahan fondasi-fondasi pendidikan menjadi fondasi dasar pengembangan pendidikan yang di teruskan pada konteks aksi riel di dunia nyata pendidikan memerlukan pemikiran yang mendalam dan komprehensif. Pada praktiknya, program pendidikan harus senantiasa dikawal dan dikembalikan pada empat akar pendidikan diatas.


Ai

Temu perdana hima pknh cetar membahana…



Meski pelaksanaannya telah terlewati, namun kesenangannya belum hilang. Itulah yang dirasakan para pengurus Hima PKnH 2013 setelah temu perdana pada 17 Februari 2013. walaupun temu  perdana tersebut hanya dilaksanakan di hall rektorat, namun nampaknya semua yang hadir merasa cukup senang, apalagi dalam acara tersebut tidak hanya acara perkenalan para PI&PH ataupun anggota dari tiap divisi, melainkan juga, dalam acara tersebut diselingi dengan games. Menurut penuturan salah seorang pengurus hima angkatan 2012 dari divisi kastil, Dita, ia merasa temu perdana tersebut sangat seru dan menyenangkan. ”Waktu itu sangat seru apalagi bisa kumpul sama temen-temen. Ini bisa saling mengompakkan dan saling mengakrabkan” jelasnya.
Acara yang dibuka oleh Ainurrohim (Roy) sebagai MC ini bisa dibilang memenuhi kriteria “cetar membahana”. Bagaimana tidak? Acara yang disuguhi tiga games dari panitia yang cukup menguras tenaga, strategi dan kerja sama ini sangat dinikmati oleh peserta temu perdana Hima PKnH 2013. Games itu sendiri terdiri games “mencapai impian”, “makan krupuk”, dan terakhir “ menulis kata-kata” yang dibacakan oleh salah seorang peserta games.
Seperti yang telah kita kenal, bagaimana jam Indonesia yang “ngaret”, acara ini juga sedikit ngaret. Seperti biasa hal itu dikarenakan oleh para peseta yang terlambat datang. Tapi untungnya “ngaret” tersebut tidak banyak mengulur waktu, setelah acara dimulai tetap saja ada peserta yang datang terlambat. Undangan yang seharusnya menyuruh datang pukul 08.00, tetapi malah ada beberapa peserta yang datang pukul 09.00, 10.00, bahkan ada yang baru datang di penghujung acara.Walaupun demikian kita tak boleh berburuk sangka terhadap alasan mengapa mereka datang terlambat. Sebut saja Sodiyah, pengurus hima dari divisi PSDM ini datang terlambat karena ada rapat kerja yang begitu mendesak di organisasi lain.
Ada sebab pasti ada akibatnya. Seperti itulah yang dialami oleh peserta temu perdana hima pknh yang terlambat datang. Tentu saja mereka mendapatkan hukuman atas apa yang mereka perbuat. Mereka mendapat hukuman yaitu harus “joget” dengan di iringi irama dangdut.
Acara yang diawali dengan sambutan ketua Hima,Ahmad Muzzofar (Jojo) ini diakhiri dengan sesi foto keluarga Hima PKnH dan tiap-tiap divisi. Seperti yang kita kenal bahwa staff hima PKnH cukup narsis, setelah mereka berfoto-foto ria, mereka masih berfoto dengan ponsel mereka sendiri-sendiri. Dan hasilnya ada banyak sekali foto yang dihasilkan. Meski acara tersebut telah selesai dan hanya ada sekali dalam satu kepengurusan, semoga saja hal ini masih terus  diingat oleh peserta temu perdana Hima PKnH dan menjadi alat ‘peng-akrab’ staff hima PKnH.
Vamos pancasila !

Ai

“SUAP”, Cikal Bakal Lahirnya Korupsi !



Dalam ilmu sosial dikatakan bahwa sesuatu yang dilakukan secara wajar kemudian dijadikan sebagai suatu kebiasaan dan pada akhirnya menjadi syarat tertentu dalam melakukan kegiatan bisa disebut sebagai kebuadayaan masyarakat. Dapat kita ambil salah satu contoh terkait adalah budaya sogok (suap). 
Terkait dengan kebiasaan suap, berarti dua pihak telah menyepakati cara yang demikian sebagai jalan untuk menyelesaikan kehendak secara mulus. Pihak yang pertama merasa aman karena urusannya lancar sementara pihak yang menentukan kebijakan merasa senang karena mendapat bantuan (sejumlah materi sogokan). Memang secara fungsional, praktek sogok merupakan kerjasama yang baik dan jalan termudah untuk menggapai tujuan oleh masyarakat.
Mempraktekkan budaya sogok sepertinya dapat menyebabkan cikal bakal lahirnya korupsi. Terlebih lagi ketika kebiasaan sogok telah dianggap sebagai suatu hal yang biasa-biasa saja. Hukum sosial juga ada yang berbunyi, “suatu pelanggaran yang dilakukan secara berkala dan pada frekuensi yang lebih padat akan berubah menjadi suatu kebenaran pada masyarakat”.
Hukum inilah yang mempertegas bahwa budaya korupsi akan menjadi pembenaran karena cikal bakalnya (suap) telah dianggap sebagai suatu hal yang wajar.
Dengan demikian, kalau tidak ingin kasus korupsi merajalela, maka harus dilakukan pencegahan terhadap seluruh potensi yang menyebabkan lahirnya budaya korupsi. Dalam hal ini, budaya suap merupakan salah satu faktor/potensi yang menyebabkan korupsi juga dianggap suatu hal yang biasa-biasa saja.
Hati-hati menganggap “biasa-biasa saja” terhadap sesuatu yang tidak semestinya dianggap hal yang biasa-biasa saja, jika budaya tersebut tidak ditanggapi secara serius, maka bisa jadi masalah tersebut juga dianggap sebagai sesuatu yang biasa-biasa saja dan hal tersebut berarti bahwa budaya suap juga telah disepakati.
Waspadalah terhadap bahayanya!

Mahasiswa SM 2012 Menyandang Predikat “Nomaden”

Tidak terasa mahasiswa angkatan 2012 kini telah menginjak semester genap pada tahun pertama kuliah di jurusan Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum, UNY. Ada yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya bahwasanya pada angkatan 2012 kini tidak terjadi pengelompokan kelas sesuai dengan jalur masuk seperti biasanya yaitu jalur masuk bersubsidi (A) dan dan jalur masuk non subsidi (B).
 Pembagian kelas pada angkatan 2012 tidak terikat dengan pengelompokan kelas jalur masuk bersubsidi atau non subsidi tetapi dalam satu ruangan terdapat pemerataan dengan pembagian pada semester pertama kelas A09 diisi oleh para mahasiswa yang diterima pada jalur bersubsidi dengan NIM 12401241001-12401241027 dan mahasiswa jalur masuk non subsidi dengan NIM 12401244019- 12401244036 , sedangakan kelas B09 diisi oleh mahasiswa jalur bersubsidi dengan NIM 12401241028 – 12401241053  dan mahasiswa jalur masuk non subsidi dengan NIM : 12401244001 – 12401244018.
 Tetapi dalam perkembangannya ketika mahasiswa angkatan 2012 menginjak semester genap pada tahun pertama terjadi pengacakan kelas kembali sehingga menimbulkan sedikit pro-kotra dikalangan mahasiswa angkatan 2012 terutama mahasiswa dengan jalur masuk non subsidi atau biasa dengan istilah seleksi mandiri yang merasa tidak mendapat keistimewaan apa-apa tetapi malah terkesan dioper kesana kemari, mengingat dalam pengacakan kelas hanya golongan mahasiswa SM yang ditukar, dengan mekanisme mahasiswa SM pada kelas B ditukar dengan mahasiswa SM dari kelas A.
Pada awalnya beberapa mahasiswa merasa keberatan mengingat adaptasi yang harus mereka lakukan dengan lingkungan yang baru, tetapi dengan adanya pertukaran kelas ini diharapkan akan memberikan dampak positif bagi mahasiswa angkatan 2012 seperti menambah kompak, lebih dapat mengenal satu sama lain serta tidak adanya saling klaim kelas sebagai dasar menciptakan kubu.
AnnisaIstiqomah/12401241041
PKnH B/2012

Ketua Hima PKnH 2013



Siapa sihh yang gag kenal sama ketua HIMA 2013 ?? yang orangnya pintar,ganteng,baik hati dan tidak sombong itu loh, kalo yang gag tau pasti gag gaul tuhh,, hhha. Aku mau bukak2an info tentang dia nihh, :D. Ahmad Muzoffar yang akrab di panggil dengan sebutan "jojo" ini lahir tanggal 20 oktober 1993 dari pasangan Bahrudin dan Khodijah (kayak nama istrinya Rasulullah aja yahh :D). Kak Jojo ini anak ke-4 dari 4 bersuadara. Alamat asalnya  (bagi yang ngefans sama mz jojo harap di catat ya :D) Jalan K.H.Muchtar Tabrani RT 04 RW 02 No.18,Marga Mulya, Bekasi Utara. Kalo sekarang sihh ngekos di Karangmalang B10 . Hobinya Olahraga (biar punya badan atletis ya mz ?? ckck) dan diskusi tentunya. Sekadar info aja deh, Kepo-kepo dikit gakpapa lah, sepanjang masih halal kok ,haha Tau gag?? Ternyata kakak ini ngeidolain tokoh kartun Tsubasa Ozora hloo karena ketika SD pernah terobsesi jadi atlet sepakbola hemmm. Kalo tokoh perjuangan dia ngeidolain Nabi Muhammad Saw.
Kakak ini pernah bersekolah di SD N Marga Mulya III Kota Bekasi, SMPIT Al-Muchtar Bekasi, MAN 1 Bekasi. Cita-citanya pengen jadi Tenaga Pendidik (woow sungguh besar cita-citanya bagi Indonesia. Wah udah kayak lirik lagu aja nih, Lebayy  ^_^). Berhubung cita-citanya pengen jadi Tenaga Pendidik  mz jojo ini milih jurusan PknH karena karena ketika SMA Kak Jojo ini sangat antusias dengan sejarah terbentuknya negara dan makna lambang Garuda yang meningkatkan semangat nasionalisme, tapi ternyata itu motif yang sangat dangkal ketika berhasil mendapatkan kesempatan belajar di PKnH UNY.
Selama berkuliah di Universitas Negeri Yogyakarta kakak ini sering mendapat kejuaraan diantara :
             1.      Juara II lomba debat tingkat fakultas
             2.      Juara I LKTM se-UNY
             3.      The King of OSPEK FISE UNY
             4.      The Champion of Ospek Debating Contest
             5.      Delegasi Kota Bekasi Learning Camp Salman ITB
Wouw banyak juga ya ?? Pantas sekali, kakak ini jadi Ketua Hima PknH 2013 :D. Katanya berkesempatan menjadi bagian PknH FIS UNY adalah anugerah. Mz jojo mempunyai tujuan hloo jadi ketua HIMA yaitu mengajak saudara – saudara mahasiswa PknH agar kita semua semakin responsive terhadap fenomena social, politik dan budaya di Indonesia, mudah – mudahan menjadi keberkahan bagi kita semua.
Bilang apa ?? Amiiin J .